Jumat, 24 Juni 2016

Layakkah berkah "Lailatul Qadar" kita raih....?



Sahabatku.....
1 Ramadhan 1437 Hijriah begitu cepat berlalu....hari ini adalah hari ke 19, tak terasa kita telah melalui tahapan pengharapan untuk mendapatkan Magfirah (ampunan), menuju gerbang terbebasnya dari Api Neraka , dimana didalamnya terdapat satu malam yang disebut "Lailatul Qadar", malam yang penuh keberkahan, rahmat dan ampunan. Di dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa malam ini lebih baik dari pada seribu bulan, sama dengan 83 tahun 4 bulan. Sungguh beruntung orang yang memperoleh kesempatan beribadah pada malam itu.
Lailatul Qadar adalah malam yang amat agung, karena dipilih Allah sebagai malam permulaan "Nuzul Qur'an" atau permulaan melimpahkan cahaya agama Allah ke seluruh alam, di samping melimpahkan kesejahteraan dan kedamaian yang memancar dari hidayah Allah (Al-Qur'an) ke atas hati dan kehidupan manusia.


Firman Allah dalam surat Ad Dukhan ayat 3-5, yang artinya:


Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Quran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang  penuh hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami (QS    Al-Dukhan [44]: 3-5).


Photobucket


Malam tersebut terjadi pada bulan Ramadhan, karena kitab suci menginformasikan bahwa Ia diturunkan Allah pada bulan Ramadhan (QS.Al-Baqarah [2]:185), serta pada malam Al-Qadar (QS.Al-Qadr [97]: 1-5)


Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Rasulallah bersabda, yang artinya:

"Barang siapa yang melakukan ibadat pada Lailatul Qadar karena didorong keimanan dan harapan mendapatkan pahala dari Allah, niscaya diampunkan segala dosanya yang telah lalu". (HR.Bukhari Muslim)  






Hakikat bagaimanakah Al-Qur'an berbicara soal tanda-tanda Lailatul Qadar..?

Dalam surah Al Qadr [97] ayat terakhir, Allah menyebut tanda-tandanya: "Salaamun hiya hatta matlail fajr"- "kedamaian atau kenikmatan hakiki (terjadi) pada malam itu hingga terbit fajar". Jadi jelas bahwa tandanya tidak bersifat lahiriah, karena kedamaian itu adalah sesuatu yang dapat dirasakan. Maka barang siapa yang mendapatkan Lailatul Qadar, dia akan merasakan kedamaian atau ketenangan yang luar biasa dalam dirinya pada malam itu hingga terbit fajar.



Itu sebabnya dalam surah Ad Dukhan [44] ayat 3.
Pertama, Lailatul Qadar disebut sebagai Laylatun Mubaarakah, karena kedamaian hati yang bersumber langsung dari Allah adalah berkah yang paling tinggi. Ia bagaikan air sejuk bagi seorang musafir yang kehausan.


 


Yang kedua, Al-Qur'an adalah sumber pengetahuan tertinggi, oleh karena itu kebenaran tidak diragukan. Ia hanya dapat dicapai oleh derajat keintelektualan yang paling tinggi, intelek kenabian. Maka kalau kita bisa mendapatkan percikan (saja) pada malam Lailatul Qadar, berarti berkah itu adalah kenikmatan dan sekaligus berkah yang paling tinggi.

Rasulullah Salawlahu'alaihi Wassalaam bersabda, yang artinya: "Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir, pada malam ganjil". (Riwayat Bukhari dan  Muslim).

Tapi, jika kita benar-benar berkeinginan mendapatkan Lailatul Qadar, kita sebaiknya harus melakukan "Qiam Ramadhan". Yaitu menghidupkan sepanjang masa bulan Ramadhan, siang dan malam dengan taklim (belajar), ibadah, zikir, sholat sunah dan qira'ah (tadarus dan tela'ah) Al-Qur'an; memusatkan seluruh pintu indra yang memungkinkan dosa dan pikiran-pikiran buruk hinggap di hati kita.




Oleh karena itu, marilah kita sejenak merenung.........Apakah kita sudah layak menjadi pilihan-Nya dalam mendapatkan berkah-Nya malam Lailatul Qadar.......?? 
Semoga.......sejak awal shaum kita sudah mulai berusaha agar menjadikan salah seorang pilihan Allah SWT dalam mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar....... 

Akhirnya pada kesempatan ini......Penulis mengucapkan  "Selamat menjalankan ibadah Shaum", semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT. dan tentunya dalam kelompok orang-orang yang diberikan keberkahan malam Lailatul Qadar...... amin....

Salam Ukhuwah


Photobucket









Tidak ada komentar:

Posting Komentar