Jika Allah azza wa jalla telah memberimu kecukupan rezeki dalam bekerja di pagi hari, maka jadikanlah waktu sore untuk beramal akhirat. Merasa cukuplah dengan pemberian Allah ta’ala, jangan engkau habiskan waktumu seharian penuh hanya mengejar urusan dunia yang tidak ada habisnya..... Karena jika jiwa ini merasa cukup, hati akan lapang, tentram dan pikiran tidak akan bercabang kemana-mana memikirkan bisnis atau pekerjaan. Dia akan mendatangi sholat dengan hati yang tenang, siap bermunajat kepada Allah ta’ala dan pikirannya tertuju pada sholat.
Sepanjang jalan sambil mengayuh sepeda sepulang kerja seharian di tempat pekerjaan, aku mengingat apa yang sudah dilakukan selama menghabiskan waktu untuk keperluan duniaku, walau itu semua pada dasarnya dalam mencari ridho-Mu. Aku merasa terlalu disibukan akan pekerjaan ini... sehingga sepertinya cintaku berlabuh di luar cintaku pada-Mu....ya Robb...!!.
Dipertengahan jalan pulang menuju rumah, terasa perutku memanggil-manggil melihat ada sebuah warung kecil, dimana seorang perempuan setengah baya sedang menunggu kehadiran pembeli (termasuk aku). Dia adalah tukang lotek/pecel yang memang itu adalah makanan kesukaan ku.
Satu jam tak terasa ku habiskan waktu di warung tersebut. Sambil membuat lotek...seorang perempuan (tukang pecel) itu tidak pernah berhenti berbicara, ngajak ngobrol , tiba-tiba ada yang memanggil....ibu...ibu....? tiga anak kecil usia diantara 2 sampai dengan 4 tahun, konon katanya mereka adalah tiga anaknya dari 4 bersaudara. Jadi kalau dijumlah penghuninya ada 6 orang; 4 orang anak, dia dan neneknya anak-anak.
Si ibu mengatakan bahwa seluruhnya tinggal di warung ini.....Subhanallah....bisakah mereka tinggal diwarung sekecil ini..? ukuran warung itu 1,5 m x 2,6 m. tanpa ada lemari, tempat tidur juga kamar mandi / WC, lantas...bagaimana mereka jika mau ...tidur....mandi...ganti baju....dan lainnya...?
Lantas ku tanyakan pada si ibu, aku bilang "Teteh" (karena nampaknya nggak begitu jauh usia ku dengan dia)......"Teh saya salut, dalam kondisi seperti ini masih tetap terlihat tegar", .Mendengar pernyataan saya itu, si Teteh tambah memperlihatkan ketegarannya, dengan sedikit memberikan senyuman tanda setuju atas ucapanku. Kemudian mulai penasaran ingin bertanya......awal pertanyaan ku adalah....."Teh, kalau malam gimana anak-anak tidur.....? dengan enteng dia menjawab...Ya..disini saja pak.....kalau sudah tidak ada pembeli lagi yang datang, gelar tikar sama karpet dilantai ini...? sama neneknya anak-anak itu tidur".
Agak lama aku merenung....kemudian bertanya lagi......"Teh...kemana memang suami nya...? ada pak...Kami tinggal di mertua, tapi anak-anak tinggal semuanya disini sama neneknya. Suami teteh bekerja sebagai supir.......agak lama teteh terdiam.......kenapa teh.....? Ia pak....suami saya jarang pulang....waktu dan uangnya habis dipakai main perempuan, sehingga keluarganya terabaikan......saya jadi tambah kagum akan ketegaran si teteh ini. kemudian kekaguman saya ungkapkan pada si Ibu paruh baya itu seraya berkata......"Teh.....ternyata teteh wanita tangguh, tahu suaminya bermain serong tetap tegar dalam menghadapi hidup bersama keluarga.....?"
Setelah habis saya berkata.......ketegaran teteh mulai terkikis, lambat laun mulai terlihat matanya berkaca-kaca pertanda dia tak tahan menahan kekuatan batinnya menghadapi kepiluan diri......akhirnya, meneteslah airmata yg sudah lama dia tahan......sambil berucap, Pak.....sebetulnya kalau saya tidak memikirkan masa depan anaknya, sudah saya tinggalkan suami saya....dan saya mampu untuk menghidupi diri sendiri kemanapun langkah mencari rizki akan saya jalani. Tapi saya menjadi susah melangkah, tat kala ingat sama ke empat buah hatinya yang masih membutuhkan kehangatan dekapan kasih sayang ibunya. Akhirnya saya jadi bingung.........? mau kemana ibu saya dan anak-anak tinggal, jika rumah sementara yang dia tinggali berjualan diambil orang yang punya......? subhanallaah.......ternyata warung yang dia tinggali selama ini milik orang....??
Melihat kejadian ini, sangat lah tidak bijak jika saya masih berkeluh kesah akan apa yang sudah saya miliki ini, yang tiap hari...sepertinya nggak pernah cukup-cukup, sampai kadang waktu ku tuk mendekati-Mu..ya Allah....habis oleh nya....Allaahuakbar...!!
Kadang CINTA (cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan kepada perkara lain) menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah, sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan.
Ya...Allah....sekiranya aku diberikan cinta (cinta pada apapun di bumi ini), maka jatuhkan cintaku padanya...yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-MU
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 17.20 WIB......sepertinya saya harus segera pulang, dirumah anakku mungkin sudah menunggu kehadiran ku. Jangan tanya dimana ibunya.....? jangan-jangan mataku berkaca-kaca lagi seperti si ibu penjual lotek...ach...tidak....tidak...mungkin..!! saya harus lebih kuat, karena beban hidup tak sepadan dengan beban hidup yang dirasakan si ibu tadi. Saya harus lebih banyak bersyukur, karena masih banyak hal keindahan hidup ini tuk menghapus segala duka yang ada......jika rasa syukur terus mewarnai hidup kami.
Keluarga kami Alhamdulillah masih diberikan Allah kebahagiaan, walau harus tetap membutuhkan perjuangan keras..... InsyaAllaah.......
Akhirnya saya tinggalkan warung Lotek si Teteh.....dengan meninggalkan sejuta rasa yang masih tersimpan pada tetesan air mata si ibu paruh baya itu.........