Jumat, 05 Juli 2019

Semangat IHT Guru SMKN 6 Bandung…



In House Training (IHT) merupakan program pelatihan yang diselenggarakan SMKN 6 Bandung, dimulai tanggal 3 sd 5 Juli 2019..adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menjalankan pekerjaannya, dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada.



Proses yang perlu ditekankan oleh guru dalam pembelajaran, salah satu berkembangnya kreatifitas guru lewat sarana IHT. Fungsinya tidak lain dalam rangka mengecas kembali semangat yang usang, hingga kemudian berubah semangatnya. Selain itu cepat dan sigap merespon tantangan meski kompetitor lembaga pendidikan banyak bermunculan. Oleh karena itu…sangat heran bila ada guru “menganggap enteng IHT”.




Lalu yang urgen adalah memperkuat kebersamaan penerapan langkah yang sudah didapat pasca pelatihan hingga endingnya melakukan evaluasi, baik internal maupun eksternal secara objektif diiringi dengan langkah bijak mempersiapkan langkah kelembagaan secara komprehensif ke depan.
Oleh karena itu, IHT hanya akan menjadi seremonial bila pasca IHT tidak ada perubahan signifikan segenap komponen yang ada. Artinya, tidak ada tanggung jawab secara individu untuk merubah diri. Alhasil, IHT yang dilakukanpun hanya akan ada dalam tataran normatif (teori) yang tak perlu dilakukan. Padahal eksistensinya perlu dibumikan agar implementasinya bisa dirasakan semua stakeholder lembaga pendidikan. Bila tidak, yang terjadi adalah aktivitasnya masih sama, perilakunya tak berubah hingga pergerakan kelembagaan tidak stabil.




Menimbang hal itu, ada beberapa langkah bijak yang perlu dilakukan lembaga pendidikan setelah melakukan IHT, antara lain:

Pertama, pemetaan kompetensi SDM yang dimiliki. Ini memberi maksud, guru dan karyawan perlu dipetakan ulang kompetensi keilmuan serta soft skill lainnya yang dimiliki. Setelah selesai, maka rolling job adalah jalan terbaik guna memberikan ruang terbuka untuk mengembangkan lembaga melalui inovasi kreativitasnya.






Ke dua,
menjaring masukan berbasis akomodasi. Maksudnya, saling bertukar pikiran terhadap langkah program pendidikan dalam satu tahun pembelajaran adalah cara arif agar upaya keterlibatan dan partisipasi sosial bisa tumbuh. Tidak lain ini dalam rangka menjaring aspirasi secara personal untuk di rekam yang kemudian didiskusikan secara seksama positif negatifnya selain sebagai upaya
bersama-sama meringankan cita-cita besar yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga pendidikan.







Dan ketiga,
lengkapi dengan rencana tindak lanjut. Yakni, demi menumbuhkan semangat mengembangkan kelembagaan yang utuh, maka pembinaan dan pemberian semangat tidak hanya sekali dilaksanakan, namun hal itu bisa dilakukan berkala sesuai dengan kemampuan lembaga. Tidak lain agar stamina membangun progresivitas kelembagaan bisa stabil.





Akhirnya Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Pimpinan Sekolah bersama Stap Manajemen, yang telah mempasilitasi Kami dalam mengecas diri. Tak lupa kepada para nara sumber, Drs.H.Entis Sutresna, M.Si, Drs.H.Yaya Zakaria, Dr.Hj Yeni Hendriani dan Erly Tjahja WT, S.Pd yang telah memberikan pencerahannya kepada Kami (para Guru).







Dokumen penting lainnya, kegiatan IHT ini, sbb:



















Selamat membersiapkan Tahun Pelajaran baru dengan jiwa dan semangat yang baru. Sampai berjumpa lagi dilain waktu dan peristiwa. SMKN 6 Bandung, Bisaaa…!!



Kamis, 02 Mei 2019

Warna-Warni HARDIKNAS di SMKN 6 Bandung.



Assalaamu’alaikuum…


Hari ini Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2019. Untuk itu, marilah kita bersama-sama bermunajat, memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya untuk kita dan seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, tanggal 2 Mei diambil dari hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Tokoh pahlawan nasional sekaligus Bapak Pendidikan Nasional. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih memberi kedudukan yang mulia kepada beliau dan para pahlawan, khususnya para pejuang pendidikan yang telah mendahului kita. Amin.




Proses belajar pada hakikatnya adalah momentum terjadinya perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan. Sesuai dengan tema Hari “Pendidikan Nasional” tahun 2019 yaitu “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan.” Tema ini mencerminkan pesan penting Ki Hajar Dewantara terkait hubungan erat pendidikan dan kebudayaan dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang syarat nilai dan pengalaman kebudayaan guna membingkai hadirnya sumberdaya-sumberdaya manusia yang berkualitas, demi terwujudnya Indonesia yang berkemajuan.



Kita juga bersyukur, bangsa Indonesia baru saja berhasil melewati tahap puncak perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak, tanggal 17 April 2019 yang lalu. Kini prosesnya masih berlanjut menuju penentuan akhir tanggal 22 mei 2019. Dilihat dari sudut pandang pendidikan, di dalam Pemilihan Umum harus terjadi proses pembelajaran bagi setiap warga negara.


Dalam hal ini semakin dewasa dalam berdemokrasi. Perlu kita ketahui bersama bahwa terbentuknya warga negara yang demokratis merupakan tujuan pendidikan nasional kita. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 13: menyebutkan “Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.


Tema Hari Pendidikan Nasional tahun 2019 adalah “Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan.” Tema ini mencerminkan pesan penting Ki Hajar Dewantara terkait hubungan erat pendidikan dan kebudayaan dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang syarat nilai dan pengalaman kebudayaan guna membingkai hadirnya sumberdaya-sumberdaya manusia yang berkualitas, demi terwujudnya Indonesia yang berkemajuan.

Dalam perspektif Kemendikbud pembangunan sumber daya manusia menekankan dua penguatan, yaitu pendidikan karakter dan penyiapan generasi terdidik yang terampil dan cakap dalam memasuki dunia kerja. Dalam pendidikan karakter dimaksudkan untuk membentuk insan berakhlak mulia, empan papan, sopan santun, tanggung jawab, serta budi pekerti yang luhur. Sementara ikhtiar membekali ketrampilan dan kecakapan disertai pula dengan penanaman jiwa kewirausahaan. Tentu, semua itu membutuhkan profesionalitas kinerja segenap pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan di tingkat pusat dan daerah.



Peradaban dunia berkembang secepat deret ukur. Sementara dunia pendidikan bergerak seperti deret hitung. Hadirnya Revolusi Industri 4.0 telah mempengaruhi cara kita hidup, bekerja, dan belajar. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, dapat mempengaruhi cara berpikir, berperilaku dan karakter peserta didik. Peserta didik harus memiliki karakter dan jati diri bangsa di tengah perubahan global yang bergerak cepat.

Saat ini peserta didik kita didominasi Generasi Z yang terlahir di era digital dan pesatnya teknologi. Mereka lebih mudah dan cepat menyerap teknologi terbaru. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh sekolah dan para guru untuk menerapkan pendidikan berbasis teknologi digital dengan sentuhan budaya Indonesia melalui tri pusat pendidikan: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga pusat pendidikan tersebut harus saling mendukung dan menguatkan.



Melalui momentum Hari Pendidikan Nasional ini, marilah kita konsentrasikan segenap potensi pendidikan nasional yang menitikberatkan pembangunan sumberdaya manusia yang dilandasi karakter yang kuat, ketrampilan, dan kecakapan yang tinggi, sehingga mampu menjawab tantangan perkembangan zaman yang semakin kompetitif.




Selanjutnya, atas nama pemerintah, izinkan saya menyampaikan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya kepada para insan pendidikan dan kebudayaan di seluruh penjuru negeri, terutama kepada Ibu dan Bapak pendidik dan tenaga kependidikan di semua jenjang, para pegiat PAUD, pegiat literasi, para tokoh agama, wartawan, dan kontributor pendidik lainnya, yang tak lelah menyalakan mimpi, memberikan inspirasi, membuka jalan terang masa depan anak Indonesia agar menjadi manusia cerdas berkarakter kuat dan memberikan manfaat bagi sekitarnya. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Teruslah bersemangat dan tulus menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan Indonesia. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pemberi Anugerah, selalu meridhai ikhtiar kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kita tercinta.

Wassalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakaatuh.

Jakarta, 2 Mei 2019

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia





Demikian intisari Pidato Mendikbud RI, dalam rangka menyambut “Hardiknas 2019” di SMKN 6 Bandung, 02-05-2019, disampaikan oleh Bapak H. Drs. Muhamad Lukman, M.Si (Kepsek) dihadapan Siswa-Siswi, Stap Managemen, para Guru dan pegawai Sekolah dengan penuh hidmat.

Selamat Hari Pendidikan Nasional wahai saudaraku sebangsa dan setanah air. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Pemberi Anugerah, selalu meridhai ikhtiar kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kita tercinta. Amiin…

Dokumen penting lainnya, di Upacara Hardiknas 2019 sbb:











Akhirnya... saya ucapkan  terimakasih atas kunjungannya sahabat setia, sampai berjumpa lagi dilain cerita dan peristiwa. Wassalaam...



Senin, 22 April 2019

Hari Kartini menggema di SMKN 6 Bandung




Perjuangan Kartini bukan hanya perjuangan kaum perempuan, melainkan juga perjuangan sebuah bangsa yang sedang terjajah. Perjuangan Kartini bukan sekadar bagaimana anak-anak bisa sekolah, melainkan juga bagaimana agar orang menulis.



Revolusi mental adalah gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala. Sehingga melahirkan manusia yang berintegrasi, mau bekerja keras dan punya semangat gotong royong.

Membaca dan revolusi mental saling berkaitan. Membaca akan mengubah perilaku bila meningkat levelnya. Individu yang mencapai level tertinggi akan terus memuaskan hidupnya dengan membaca karena, akan mempengaruhi tingkat kemanfaatan hidup. 




Habis Gelap Terbitlah Terang, kumpulan surat-surat Kartini kepada para sahabatnya, merupakan catatan harian seorang gadis muda sekaligus catatan sejarah Indonesia (khususnya Jawa) pada masa itu. Di masa sekarang, kita tak lagi menulis dan menerima surat. Mungkin para remaja juga tak lagi mempunyai buku catatan harian. Mereka menuliskan pengalaman dan perasaan dalam TwitterFacebookmailing list, blog, dan berbagai saluran dunia maya lainnya.




Bila Kartini rajin menulis dengan pena dan tinta di atas berlembar-lembar kertas, anak-anak muda sekarang, seusia Kartini pada waktu itu mengetik status di BlackBerry, iPad, Whatsapp, Facebook, dan Twitter. Tidak apa-apa, zaman berubah, teknologi makin maju. Mustahil mengharapkan orang menulis dengan tinta dan kertas atau dengan kapur dan sabak di zaman komputer dan internet sekarang ini. Teknologi dan mediumnya bisa berbeda, tetapi yang penting bagaimana semangat berbagi pengalaman dan perasaan dituliskan. Tentu itu tak dapat dilakukan dengan sekadar menulis satu atau setengah kalimat status. Mengapa tidak menuliskan dua atau tiga alinea? Dalam setahun, Facebook atau blog akan memiliki sebuah cerita panjang yang mungkin bisa menjadi novel fiksi, renungan evaluasi akhir tahun, kumpulan kisah berhikmah, dan sebagainya.

Mengenang Kartini sambil mengaitkan dengan Literasi dan Revolusi mental pada upacara kali ini, semoga semakin banyak anak muda khususnya siswa SMKN 6 Bandung, yang tergerak untuk menulis dan menerbitkan karya-karyanya. 




Demikian isi pidato Pembina Upacara Bendera, 22-04-2019 di SMKN 6 Bandung, oleh Drs. H. Rini Sundari (Waka Kurikulum), sekaligus memperingati Hari Kartini.


Dokumen penting lainnya, dibalik peristiwa Upacara Bendera kali ini, antara lain:











Video:




Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat setia semua, yang telah berkunjung dan menyimak artikel ini, semoga ada guna dan manfaatnya. Sampai jumpa lagi dilain cerita dan peristiwa. Salam Pendidikan.....